
SATWA LIAR FKT UGM- Senin (26/09), Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar UGM mengadakan Kuliah Umum Mitigasi Konflik Manusia- Gajah terkait “Pendekatan Teknologi Monitoring menggunakan GPS Collar”. Kuliah umum yang diadakan melalui platform zoom ini, mengundang salah satu alumni Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan UGM untuk menjadi pembicara. Tepatnya alumnus Angkatan 2014, Mas Hilal Fikriansyah, S.Hut., yang saat ini bekerja menjadi Chief Coordinator Wildlife Protection Unit, Frankfurt Zoological Society (FZS).
Dalam materinya, Mas Hilal menyampaikan bahwa pengelolaan bentang alam menjadi kunci dalam mitigasi. Terlebih, perubahan area pergerakan gajah sumatra juga dimungkinkan terjadi, sehingga kajian pergerakan ini menjadi bagian sangat penting. Cara untuk mendeteksi pergerakan tersebut, salah satunya melalui GPS Collar. GPS Collar memungkinkan adanya informasi atau laporan secara real- time. Namun, tentu dalam penggunaannya GPS Collar masih memiliki kelemahan, terutama dalam deteksi dini. Belakangan ini, diketahui bahwa konflik manusia- gajah biasanya akan melibatkan gajah soliter atau dispersal, sehingga tidak mampu terdeteksi GPS Collar. Dengan demikian, Mas Hilal mengungkapkan masih diperlukan metode baru dalam upaya mitigasi konflik ini.
Setelah pematerian, kuliah umum dilanjutkan oleh diskusi yang dipimpin oleh Bapak Dr. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc. Diskusi yang dihadiri kurang lebih 60-an orang ini berlangsung antusias dan lancar. Satu pertanyaan menarik dari peserta yaitu tentang keterlibatan masyarakat dalam upaya mitigasi konflik ini. Mas Hilal mengatakan, masyarakat menjadi inti dari upaya mitigasi. Semua konsep harus mempertimbangkan keamanan manusia dan gajah. “Pelan- pelan, anggapan gajah sebagai hama sudah terkikis di masyarakat,” ujar Mas Hilal yakin, sekaligus menutup kuliah umum ini.