SATWALIAR.FKT.UGM – Mengakhiri bulan Mei, kegiatan pengembangan sistem deteksi dini telah sampai pada agenda sosialisasi yang berlokasi di Hotel Odua Weston, Jambi pada Selasa (31/05/2022). Sosialisasi diselenggarakan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) bertujuan untuk memperkenalkan tujuan serta rangkaian program kepada para stakeholder yang terlibat. Tak hanya itu, sosialisasi ini juga digunakan sebagai penanda dimulainya kegiatan pengambilan data lapangan pada bulan Juni ini.
Wildlife conservationist
SATWALIAR.FKT.UGM – Masih dalam rangkaian pengembangan sistem deteksi dini, pembangunan database suara gajah menjadi pondasi penting dalam keberhasilan sistem ini. Pada hari Rabu (11 Mei 2022) dan Kamis (12 Mei 2022), kami mengadakan pelatihan guna meningkatkan kapasitas dan menyiapkan sumber daya dalam pengumpulan dan analisis data suara gajah. Pelatihan kami lakukan di Gadjah Mada University Club dan di Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tim pelaksanan program menyadari bahwa perencanaan dan perancangan sistem informasi menjadi salah satu dasar penting dalam pembangunan sistem deteksi dini. Senin (18/4), tim pelaksana telah melakukan diskusi secara komprehensif untuk pembangunan sistem informasi deteksi dini Konflik Manusia-Gajah (KMG). Diskusi ini dipandu oleh Febrian Edi Nugroho sebagai moderator, dan diawali dengan sharing hasil audiensi dengan stakeholder di Jambi yang dilaksanakan tanggal 6-8 April 2022. Agenda kedua adalah pemaparan konsep, desain sistem dan desain antarmuka untuk aplikasi android, dan webgis. Lebih rincinya telah membahas mengani Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Desain User Interface. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi yang menghasilkan kesepakatan tim mengenai pengembangan sistem informasi.
Ditulis oleh: Tungga Dewi Hastomo Putri
“You are what you eat” adalah frasa bahasa Inggris yang mungkin cocok dirasa untuk mengawali artikel ini. Ungkapan tersebut banyak digunakan untuk mengulik hubungan di balik manusia dan pilihan dietnya dengan berbagai aspek kehidupan seperti perilaku, mentalitas, filosofi bahkan hingga status sosial dan komunitas tempat dia berada atau berasal. Tapi, semenjak manusia secara taxonomi juga merupakan anggota family Homonidae, saya rasa ungkapan tersebut juga dapat digunakan sebagai acuan dalam kita merumuskan research question untuk penelitian diet hewan.
Ditulis oleh: Giot M I Simanullang
Berbicara tentang gajah sepertinya tidak ada habisnya, mamalia terbesar ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari perilaku, kehidupan berkelompoknya, hingga cara mereka berkomunikasi. Keunikan inilah yang membuat saya ingin mengenal lebih jauh lagi mamalia yang satu ini terlebih tentang cara mereka berkomunikasi, Beberapa bulan yang lalu saya berkesempatan melakukan penelitian tentang vokalisasi gajah di salah satu taman nasional di pulau Sumatera yaitu Taman Nasional Gunung Leuser tepatnya di CRU (Conservation Responses Unit) Tangkahan atau saat ini disebut Pusat Latihan Satwa Khusus, Resor Tangkahan. Untuk menuju lokasi ini dapat dicapai dengan kendaraan umum atau pribadi selama 3-4 jam dari kota Medan. Resor Tangkahan termasuk zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Leuser. Wilayah ini merupakan tempat wisata yang menyimpan banyak potensi dan keindahan di dalamnya, banyak yang menyebutnya “The Real Hidden Paradise“, dan memang benar keindahan sungai. jembatan, hamparan hutan luas dan segala sesuatu di dalamnya memang patut diacungi jempol.
Ditulis oleh: Rahma Ayu Nabila
September lalu, saya menuju ke salah satu taman nasional tertua di Indonesia, Taman Nasional Gunung Leuser. Disambut oleh hujan yang makin deras, jalan berbatu penuh lumpur di tengah- tengah kebun sawit. Ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di tanah Sumatera, memantapkan diri tuk melakukan perjalanan agak ke utara, tepatnya di Conservation Response Unit (CRU) yang merupakan bagian dari Resort Tangkahan, Taman Nasional Gunung Leuser. Dilansir dari crutangkahan.org, CRU Tangkahan didirikan pada 2002 sebagai bagian dari Program Konservasi Gajah Sumatera. Hingga saat ini, terdapat sepuluh gajah Sumatera yang menjadi bagian dari CRU Tangkahan.
Sebuah kesempatan berharga bisa melakukan penelitian kelapangan pada masa pandemi covid19 saat ini. Kami berkesempatan melakukan penelitian mengenai Keragaman Anura Menggunakan Pendekatan Bioakustik. Lokasi penelitian berada di demplot SJB desa Karangsari, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Penelitian akustik ini merupakan pilot project dan harapannya dapat digunakan sebagai database bagi monitoring demplot SJB kedepannya. Bagi yang penasaran apa itu SJB bisa mampir ke https://jangkabenah.org untuk informasi lebih lanjut.
Tidur adalah kebutuhan semua makhluk hidup termasuk satwa liar. Bagi satwa liar yang termasuk diurnal, kebutuhan tidur dipenuhi pada saat malam hari, sedangkan satwa nokturnal termasuk di dalamnya ada kukang Jawa justru tidur pada pagi hari dan beraktivitas pada malam hari.
Predasi hewan ternak oleh predator merupakan tantangan bagi dunia konservasi secara global. Adanya predasi yang dilakulan oleh satwa karnivora besar membuat konflik dengan manusia tidak dapat dihindarkan dan berujung pada penurunan populasi satwa tersebut. Berkaitan dengan permasalahan ini, beberapa peneliti dari The University of New South Wales berhasil menemukan penemuan yang menarik. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa menggambar mata pada tubuh bagian belakang hewan ternak mampu melindungi hewan tersebut dari serangan singa. Golongan kucing besar termasuk singa adalah predator penyergap. Adanya gambar mata pada tubuh belakang ternak membuat predator mengira telah dilihat oleh mangsanya sehingga mereka meninggalkan mangsa itu. Teknik dalam penelitian yang dilakukan di Botswana ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi untuk meminimalkan konflik antara manusia dan karnivora besar.