SATWALIAR.FKT.UGM – Masih dalam rangkaian pengembangan sistem deteksi dini, pembangunan database suara gajah menjadi pondasi penting dalam keberhasilan sistem ini. Pada hari Rabu (11 Mei 2022) dan Kamis (12 Mei 2022), kami mengadakan pelatihan guna meningkatkan kapasitas dan menyiapkan sumber daya dalam pengumpulan dan analisis data suara gajah. Pelatihan kami lakukan di Gadjah Mada University Club dan di Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM).
webGIS
Tim pelaksanan program menyadari bahwa perencanaan dan perancangan sistem informasi menjadi salah satu dasar penting dalam pembangunan sistem deteksi dini. Senin (18/4), tim pelaksana telah melakukan diskusi secara komprehensif untuk pembangunan sistem informasi deteksi dini Konflik Manusia-Gajah (KMG). Diskusi ini dipandu oleh Febrian Edi Nugroho sebagai moderator, dan diawali dengan sharing hasil audiensi dengan stakeholder di Jambi yang dilaksanakan tanggal 6-8 April 2022. Agenda kedua adalah pemaparan konsep, desain sistem dan desain antarmuka untuk aplikasi android, dan webgis. Lebih rincinya telah membahas mengani Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Desain User Interface. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi yang menghasilkan kesepakatan tim mengenai pengembangan sistem informasi.
Sistem informasi deteksi dini KGM berbasis WebGIS dengan memanfaatkan mobile application dan bioakustik merupakan terobosan baru dalam upaya mitigasi KGM sehingga perencanaannya perlu dibahas secara matang melalui Forum Group Discussion (FGD) (17/03). Diskusi ini difokuskan untuk merancang alur kerja sistem informasi deteksi dini KMG yang efektif, efisien, dan tepat guna. Selain itu, dalam FGD juga akan dibahas mengenai manajemen database bioakustik yang mempunyai peran krusial dalam menunjang jalannya sistem informasi yang akan dikembangkan ini.
Konflik manusia-gajah (KMG) menjadi suatu masalah yang tidak bisa terhindarkan di tengah persaingan kebutuhan ruang antara manusia dan gajah. Upaya mitigasi konflik dengan early warning system (EWS) sebenarnya telah dikembangkan oleh lembaga lokal, salah satunya GPS collar. Upaya ini memungkinkan posisi gajah dapat terdeteksi lebih dini, namun dalam penggunaannya masih memiliki berbagai tantangan.
Fakultas Kehutanan UGM bekerjasama dengan Tropical Forest Conservation Action-Sumatra (TFCA-Sumatera) mengembangkan sistem informasi yang akan menggunakan teknologi bioakustik dan mobile application yang diterjemahkan sebagai informasi potensi konflik. Program ini membutuhkan keterlibatan berbagai pihak, sehingga kami sebagai tim pelaksana melakukan audiensi ke beberapa instansi, seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Frankfurt Zoological Society, dan Forest Programme II.