Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada melalui skema pendanaan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA)-Sumatra mengembangkan sistem informasi deteksi dini konflik manusia gajah berbasis WebGIS melalui pemanfaatan mobile applications dan bioakustik di Bentang Alam Bukit Tiga Puluh-Jambi. Proyek ini telah dijalankan selama dua tahun, terhitung sejak awal 2022. Bioakustik memegang peranan kunci dalam proyek ini, di mana sinyal vokalisasi gajah memungkinkan deteksi keberadaan gajah dari jarak jauh, sehingga diharapkan dapat digunakan untuk mendeteksi potensi konflik lebih dini. Dengan menggabungkan data bioakustik yang telah dikumpulkan selama berjalannya proyek dan mengintegrasikannya dengan WebGIS dan aplikasi mobile, inovasi ini diharapkan menjadi solusi tambahan bagi upaya mitigasi konflik manusia-gajah.
SI Datuk Gedang
SATWA LIAR UGM- Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan penutupan program dan penyerahan Sistem Informasi Datuk Gedang sebagai kontribusi dalam upaya mitigasi konflik manusia-gajah berbasis suara di Kawasan Bentang Alam Bukit Tiga Puluh, Jambi pada (28/2/2024). Sejak dua tahun lalu, terhitung sejak 2022, Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama dengan para mitra lokal, dengan mitra kunci Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, melalui pendanaan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Sumatera untuk membangun sistem informasi deteksi dini konflik manusia-gajah yang diberi nama Datuk Gedang. Nama Datuk Gedang diambil dari istilah panggilan gajah bagi warga lokal, khususnya Sumatra.
Selama kurang lebih satu tahun terakhir, Fakultas Kehutanan UGM melalui Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar telah aktif mencoba untuk memanfaatkan peluang pengembangan teknologi bioakustik sebagai salah satu upaya mitigasi konflik satwa-manusia, khususnya dalam konteks interaksi negatif dengan Gajah. Inisiatif ini diwujudkan melalui program “Pengembangan Sistem Informasi Deteksi Dini Konflik Manusia-Gajah berbasis WebGIS melalui Pemanfaatan Mobile Application dan Bioakustik di Bentang Alam Bukit Tiga Puluh-Jambi” atau saat ini dikenal sebagai Sistem Informasi Datuk Gedang.
SATWA LIAR FKT UGM- Masih ingat dengan sistem informasi Datuk Gedang yang sedang laboratorium kami kembangkan? Pada pertengahan tahun ini, tepatnya di akhir Juli lalu (21/07) hingga (25/07), kami sudah melaksanakan pemasangan alat dan pelatihan penggunaan sistem informasi Datuk Gedang di Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG), Desa Muara Sekalo, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Kedatangan tim ke PIKG diawali dengan pemasangan alat yang dilakukan selama beberapa hari. Proses pemasangan ini melibatkan upaya kolaboratif dari para teknisi dan anggota tim lainnya. Penentuan titik pemasangan alat didasarkan pada hasil survei yang juga dilakukan pada hari tersebut dengan pertimbangan pergerakan gajah dan kondisi lapangan. Langkah ini menjadi penting untuk memastikan alat yang telah dipasang dapat menghasilkan data dan informasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan.