Di tengah ancaman terhadap keanekaragaman hayati global maupun Indonesia, teknologi bioakustik hadir sebagai pendekatan inovatif dalam upaya konservasi. Melalui pemanfaatan suara alam –mulai dari kicauan burung hingga mamalia besar— bioakustik memungkinkan kita untuk melakukan survei ataupun pemantauan. Dr. Muhammad Ali Imron selaku Kepala Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar Fakultas Kehutanan UGM, turut melihat kajian ini sebagai ilmu masa depan di bidang konservasi. Apalagi penerapan bioakustik di Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dalam penanganan masalah konflik manusia-satwa.
Salah satunya yaitu konflik manusia-gajah, yang juga sedang dikembangkan oleh Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar Fakultas Kehutanan UGM. Bioakustik hadir sebagai pelengkap metode dan upaya-upaya yang telah dilakukan. Adanya pemanfaatan integrasi teknologi bioakustik dengan aplikasi Android, machine learning, dan webGIS yang dilakukan oleh tim membawa pendekatan baru dalam mencegah konflik antara gajah dan manusia.
Project yang mendapatkan dukungan dari TFCA Sumatera ini, Dr. Imron dan tim telah melakukan riset di beberapa lokasi yang menjadi habitat gajah, salah satunya Bentang Alam Bukit Tigapuluh, Jambi. Riset dilakukan untuk mengumpulkan data suara gajah yang kemudian digunakan sebagai data untuk pengembangan machine learning deteksi vokalisasi gajah. Selain sistem deteksi kehadiran gajah, sistem yang dirancang juga mampu mengirimkan data secara langsung mengenai keberadaan gajah melalui aplikasi android.
Dikutip dari Mongabay, Dr. Imron menyampaikan bahwa di lapangan konflik dengan satwa liar sering terjadi. “Konflik itu, titik kuncinya adalah mitigasi. Mengetahui kapan kemungkinan gajah berinteraksi dengan manusia menjadi krusial. Ketika kita bisa deteksi dengan teknologi ini, saya kira pengetahuan itu akan membantu,” ujar Dr. Imron saat penyelenggaraan Symposium for Indonesia-Malaysia BioAcoustics (SIMBA) yang digelar pada 2023 tepatnya di bulan November. Fakultas Kehutanan UGM berkesempatan untuk menjadi lokasi dan mengatur jalannya Symposium for Indonesia-Malaysia BioAcoustics dengan kerjasama K Lisa Yang Center for Conservation Bioacoustics (Cornell University) dan Universiti Malaysia Terengganu.
Lebih lengkapnya terkait artikel ini bisa kunjungi: https://www.mongabay.co.id/2024/05/30/bioakustik-melestarikan-keanekaragaman-hayati-melalui-suara-satwa/