SATWA LIAR FKT UGM – Perjalanan kali ini cukup panjang. Rahma Ayu Nabila dan Giot Simanullang bersama dengan Dr. Muhammad Ali Imron, mengunjungi sebuah kampung yang ada di Sabah, Malaysia. Namanya kampung Sukau, butuh perjalanan kurang lebih sehari-semalam dari Yogyakarta untuk menuju ke lokasi ini. Di sana, kami bertemu dengan Dr. Alexander Mossbrucker dan Karl Radtke dari International Elephant Project (IEP) dan Sumatran Elephant Conservation Initiative (SECI) yang sudah sampai terlebih dahulu.
SATWA LIAR FKT UGM – Tak hanya unik dari segi ukuran, gajah juga memiliki keunikan pada suaranya atau biasa dikenal sebagai vokalisasi. Tidak asal dalam mengeluarkan suara, ternyata gajah memiliki vokalisasi khusus melalui pola, durasi, dan tujuan tertentu. Pada bulan Juni hingga Agustus 2022, saya berkesempatan untuk melakukan penelitian yang bekerjasama dengan IEP (International Elephant Project) tentang bioakustik gajah sumatera. Dengan judul “Deteksi Kehadiran Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) Menggunakan Teknologi Bioakustik di Lanskap Bukit Tigapuluh, Jambi”. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Sekalo dan Desa Semambu, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Selama 3 bulan ini, saya dan rekan saya menginap di Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) Tebo, Jambi. PIKG Tebo merupakan sebuah lokasi yang didirikan oleh BKSDA Jambi sebagai pusat lokasi penyampaian informasi dan edukasi terkait konservasi gajah sumatera di KEE Datuk Gedhang. PIKG Tebo memiliki 5 gajah sumatera jinak yang dulu didatangkan dari Taman Nasional Way Kambas. Terdiri dari 3 betina dan 2 jantan yang bernama Juwita, Kalangi, Tiara, Leo, dan Rendo dengan mahout (pawang) masing- masing.
“Semangat konservasi gajah bukan dalam mitigasi konflik saja, tetapi lebih ke bagaimana menyelamatkan gajah dan manusia secara bersamaan,” sebuah pesan yang sangat berkesan dari Alm. Bapak Rahmad Saleh, S. Hut., M. Sc. mengawali Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan pada Selasa (13/09).
SATWA LIAR FKT UGM- Fakultas Kehutanan UGM telah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama BKSDA Jambi, FZS, dan beberapa stakeholder terkait. FGD yang diadakan di Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG), Desa Muara Sekalo, Kabupaten Tebo ini merupakan rangkaian dari program “Pengembangan Sistem Informasi Deteksi Dini Konflik Manusia-Gajah Berbasis WebGIS melalui Pemanfaatan Bioakustik dan Mobile Application di Bentang Alam Bukit Tigapuluh” yang dimulai sejak bulan Maret lalu.
SATWA LIAR FKT UGM- Senin (26/09), Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar UGM mengadakan Kuliah Umum Mitigasi Konflik Manusia- Gajah terkait “Pendekatan Teknologi Monitoring menggunakan GPS Collar”. Kuliah umum yang diadakan melalui platform zoom ini, mengundang salah satu alumni Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan UGM untuk menjadi pembicara. Tepatnya alumnus Angkatan 2014, Mas Hilal Fikriansyah, S.Hut., yang saat ini bekerja menjadi Chief Coordinator Wildlife Protection Unit, Frankfurt Zoological Society (FZS).
Bumi ditempati oleh jutaan spesies flora dan fauna yang membentuk berbagai ekosistem dengan kekayaan hayati beragam. Sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman, perubahan lingkungan secara global seperti perubahan iklim, alih fungsi hutan, hingga penggundulan hutan membuat kondisi keanekaragaman hayati, khususnya satwa liar, kian mengkhawatirkan. Tidak menutup kemungkinan, ancaman dan tekanan yang sedang berlangsung saat ini dapat menjadi penyebab dari kepunahan berbagai spesies hingga kerusakan secara keseluruhan.
SATWALIAR.FKT.UGM – Mengakhiri bulan Mei, kegiatan pengembangan sistem deteksi dini telah sampai pada agenda sosialisasi yang berlokasi di Hotel Odua Weston, Jambi pada Selasa (31/05/2022). Sosialisasi diselenggarakan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) bertujuan untuk memperkenalkan tujuan serta rangkaian program kepada para stakeholder yang terlibat. Tak hanya itu, sosialisasi ini juga digunakan sebagai penanda dimulainya kegiatan pengambilan data lapangan pada bulan Juni ini.
SATWALIAR.FKT.UGM – Masih dalam rangkaian pengembangan sistem deteksi dini, pembangunan database suara gajah menjadi pondasi penting dalam keberhasilan sistem ini. Pada hari Rabu (11 Mei 2022) dan Kamis (12 Mei 2022), kami mengadakan pelatihan guna meningkatkan kapasitas dan menyiapkan sumber daya dalam pengumpulan dan analisis data suara gajah. Pelatihan kami lakukan di Gadjah Mada University Club dan di Laboratorium Pengelolaan Satwa Liar, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tim pelaksanan program menyadari bahwa perencanaan dan perancangan sistem informasi menjadi salah satu dasar penting dalam pembangunan sistem deteksi dini. Senin (18/4), tim pelaksana telah melakukan diskusi secara komprehensif untuk pembangunan sistem informasi deteksi dini Konflik Manusia-Gajah (KMG). Diskusi ini dipandu oleh Febrian Edi Nugroho sebagai moderator, dan diawali dengan sharing hasil audiensi dengan stakeholder di Jambi yang dilaksanakan tanggal 6-8 April 2022. Agenda kedua adalah pemaparan konsep, desain sistem dan desain antarmuka untuk aplikasi android, dan webgis. Lebih rincinya telah membahas mengani Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan Desain User Interface. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi yang menghasilkan kesepakatan tim mengenai pengembangan sistem informasi.
Sistem informasi deteksi dini KGM berbasis WebGIS dengan memanfaatkan mobile application dan bioakustik merupakan terobosan baru dalam upaya mitigasi KGM sehingga perencanaannya perlu dibahas secara matang melalui Forum Group Discussion (FGD) (17/03). Diskusi ini difokuskan untuk merancang alur kerja sistem informasi deteksi dini KMG yang efektif, efisien, dan tepat guna. Selain itu, dalam FGD juga akan dibahas mengenai manajemen database bioakustik yang mempunyai peran krusial dalam menunjang jalannya sistem informasi yang akan dikembangkan ini.
Konflik manusia-gajah (KMG) menjadi suatu masalah yang tidak bisa terhindarkan di tengah persaingan kebutuhan ruang antara manusia dan gajah. Upaya mitigasi konflik dengan early warning system (EWS) sebenarnya telah dikembangkan oleh lembaga lokal, salah satunya GPS collar. Upaya ini memungkinkan posisi gajah dapat terdeteksi lebih dini, namun dalam penggunaannya masih memiliki berbagai tantangan.
Fakultas Kehutanan UGM bekerjasama dengan Tropical Forest Conservation Action-Sumatra (TFCA-Sumatera) mengembangkan sistem informasi yang akan menggunakan teknologi bioakustik dan mobile application yang diterjemahkan sebagai informasi potensi konflik. Program ini membutuhkan keterlibatan berbagai pihak, sehingga kami sebagai tim pelaksana melakukan audiensi ke beberapa instansi, seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Frankfurt Zoological Society, dan Forest Programme II.